Maja Labo Dahu merupakan falsafah kehidupan yang mengandung nilai-nilai
luhur yang dijadikan pedoman oleh Pemerintah dan seluruh masyarakat.
Nilai-nilai luhur yang bersumber dari Maja Labo Dahu ialah :
1.Tohompara nahu sura dou labo danana
2.Edera Nahu sura dou Marimpa
3.Renta ba rera, kapoda ba ade karawi ba weki
4.Nggahi Rawi Pahu
Keempat nilai luhur dari Maja Labo Dahu
disebut di atas pada hakekatnya merupakan perpaduan yang tidak bisa dipisahkan
satu dengan lainnya. Sangaji dan rakyat harus melaksanakan falsafah secara utuh
dan konsekuen. “Tahompara nahu sura dou labo dana” yang berarti “biarkan aku
menderita asalkan demi rakyat dan negara”. Falsafah tersebut mampu mengobarkan
semangat pengabdian rakyat terhadap Kesultanan Bima sampai pada pelaksana
pemerintah. Penerapan falsafah berikut, yakni “Edera nahu sura dou marimpa”,
yang berarti “saya (Sultan) tidak penting (bukan yang utama), yang utama dan
penting adalah masyarakat secara keseluruhan”.
Falsafah ini pada hakekatnya mewajibkan sultan untuk
memperhatikan kepentingan rakyat banyak tanpa mempedulikan kepentingan pribadi
atau golongannya. Dalam menjalankan tugas sehari-hari para Raja, Sultan dan
seluruh masyarakat harus berpedoman pada nilai-nilai luhur “Nggahi Rawi Pahu”
yang mengandung pengertian bahwa apa yang telah diikrarkan harus dapat
diwujudkan menjadi kenyataan.
Mereka secara konsekuen melakukan tugas, agar mampu
mewujudkan tujuan yang telah disepakati. Bila gagal berarti ada di antara
mereka yang melanggar nilai falsafah “Renta ba rera kapoda ba ade karawi ba
weki” yang berarti “yang telah diikrarkan oleh lidah yang bersumber dari hati
nurani, harus mampu dikerjakan dan dilaksanakan oleh raga dan jasmani”.Jika
kita cermati secara seksama, ternyata falsafah Pancasila belum ada apa-apanya
dibanding pengabdian dan penerapan falsafah Maja Labo Dahu tersebut di masa
silam, bahkan kelahiran falsafah Maja Labo Dahu tersebut lebih dulu dan jauh
melampaui dibanding masa kelahiran falsafah Pancasila yang kita kenal sekarang
ini.Falsafah tersebut telah mengejewantah dan telah menjadi nilai-nilai luhur
yang menjadi dasar pemerintahan pada masa lalu, yang wajib diterapkan dan
diamalkan dalam kehidupan nyata masyarakat Bima hingga saat ini.
Kesuksesan dan kejayaan yang berhasil dirangkul Kesultanan
Bima di masa lalu merupakan buah nyata penerapan falsafah tersebut, terutama
dalam mengimbangi, menyaingi, dan mengungguli kerajaan-kerajaan lain di seluruh
negeri. Berkat penerapan falsafah tersebut pula, kompeni Belanda berhasil
diusir dari tanah Bima untuk selamanya. Semoga, falsafah tersebut masih
membara, membakar semangat juang rakyat Bima kapan dan di mana pun berada,
untuk menggapai kejayaan dan kegemilangan masyarakat dan tanah Bima hari ini
dan ke depan, serta kejayaan dan kegemilangan bangsa Indonesia tercinta.
Sumber
:
http://chunkybrandalz.blogspot.co.id/2013/07/semboyan-dana-mbojo.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar